Sabtu, 19 Januari 2013

Cerpen 1 : Pembunuh Berdarah Dingin & Wanita Munafik yang Handal



 
             Pada zaman dahulu kala, ada dua manusia dan mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan. Yang laki-laki bernama Bedi dan yang perempuan bernama Muna. Mereka mempunyai hati yang sangat keji, tidak mempunyai perasaan dan yang paling parah mereka munafik. Mungkin mereka bagian dari iblis.

             Bedi dan Muna bersatu untuk  membentuk suatu tim yang keji. Setiap ada kesempatan mereka selalu menjalankan visi dan misi mereka. Hingga akhirnya terjeratlah korban pertama mereka. Korban pertama adalah seorang wanita, sebut saja dia Al. Al adalah mantan kekasih Bedi, uh.. betapa malangnya nasib Al yang pernah mempunyai kekasih sekeji Bedi. Dan lebih malangnya lagi Al menjadi korbannya.

              Sesungguhnya, betapa bodohnya Muna, Muna hanya pelarian Bedi yang patah hati karenanya cintanya kandas dengan Al. Muna diperalat untuk jadi alat balas dendamnya Bedi terhadap Al. Dan lebih bodohnya lagi, Muna justru mendukung kejahatan Bedi terhadap Al. Ternyata lebih malang nasibnya Muna dibandingkan Al. Tetapi Muna tidak menyadari hal itu.

              Bedi terkenal sebagai laki-laki yang sedikit bicara, diam, tetapi tidak disangka dia diam diam membunuh hati seorang Al yang malang. “Pembunuh berdarah dingin” itulah sebutan yang pantas untuk seorang Bedi.
Sedangkan Muna pernah berkata pada Al bahwa dia tidak akan merebut Bedi dari Al. Al merasa yakin sekali pada Muna yang berkata sperti itu dengan begitu lembutnya. Dan justru sebaliknya, Muna malah merebut Bedi dari Al. Sungguh munafiknya wanita itu, begitu handal tanpa rasa malu dia melakukan hal demikian. Dibalik itu semua Al hanya bisa sabar dan kuat. Al berpikir bahwa dia tidak sendiri, dia masih punya Tuhan. Dia hanya berdoa supaya Tuhan menguatkan hatinya.

              Muna sudah berhasil menghancurkan hati Al. Sampai Al habis kesabarannya. Dan dia berkata pada Muna “semoga suatu hari kamu akan merasakan apa yang aku rasakan sekarang”. Lalu Muna tidak mengatakan apa pun. Dan pada akhirnya, perkataan Al menjadi kenyataan, Muna merasakan bagaimana rasanya patah hati. Al mendengar kabar itu, dia hanya bisa tersenyum.

                Mungkin Muna tidak terima dirinya seperti itu dan memutar balikan fakta kepada semua orang terutama Bedi. Dia merasa yang tersakiti, terdzalimi, dan tertindas. Padahal dia yg menindas Al, menyakiti Al, membohongi Al. Sampai-sampai Bedi begitu kesal terhadap Al, karena Bedi menganggap Al yang jahat terhadap Muna. Bisa dimaklumi, walaupun Bedi tau Muna salah, tetapi karena dia menyukai Muna, jadi tetaplah dia membela Muna dan berani bersikap kasar dengan perempuan (Al). “Semua orang rela dan bisa melakukan apa pun demi Cinta, sekali pun itu hal keji. Sama seperti halnya Bedi, rela membela yang salah hanya demi cinta.” Begitu bancinya seorang Bedi, memalukan. Tapi Al yakin, suatu saat nanti Bedi akan menyesal, dan ending tidak bagus.

                Al yang masih mencintai Bedi, akhirnya muak juga dengan Bedi. Semakin hari Bedi semakin merasa paling hebat, paling tampan. Merasa dikejar-kejar oleh Al. Al sudah merelakan Bedi dengan Muna, dia berpikir bahwa mereka sangat amatlah cocok. Sama-sama munafik.

                 Akhirnya, Al sekarang bahagia dengan seorang laki-laki yang bernama Pras. Sosok laki-laki yang sangat amat setia, bertanggung jawab dan menyanginya dengan tulus. Al yakin, bahwa Pras adalah sebuah jawaban atas doanya kepada Tuhan.  Yang bisa menjaganya dari tim penghancur yaitu Bedi dan Muna, Bedi si Pembunuh berdarah dingin dan Muna si Munafik yang handal. Al sekarang tidak lagi menjadi korban mereka, siapakah korban berikutnya? Apakah anda? Berhati-hatilah…

Lebih baik kamu bicara sejujurnya daripada munafik yang pada akhirnya akan membunuh hatimu sendiri.






cerpen By. Ayu Lestari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar