Pada
zaman dahulu kala, ada dua manusia dan mereka terdiri dari laki-laki dan
perempuan. Yang laki-laki bernama Bedi dan yang perempuan bernama Muna. Mereka
mempunyai hati yang sangat keji, tidak mempunyai perasaan dan yang paling parah
mereka munafik. Mungkin mereka bagian dari iblis.
Bedi dan Muna bersatu untuk membentuk suatu tim yang keji. Setiap ada
kesempatan mereka selalu menjalankan visi dan misi mereka. Hingga akhirnya
terjeratlah korban pertama mereka. Korban pertama adalah seorang wanita, sebut
saja dia Al. Al adalah mantan kekasih Bedi, uh.. betapa malangnya nasib Al yang
pernah mempunyai kekasih sekeji Bedi. Dan lebih malangnya lagi Al menjadi
korbannya.
Sesungguhnya, betapa bodohnya Muna,
Muna hanya pelarian Bedi yang patah hati karenanya cintanya kandas dengan Al.
Muna diperalat untuk jadi alat balas dendamnya Bedi terhadap Al. Dan lebih
bodohnya lagi, Muna justru mendukung kejahatan Bedi terhadap Al. Ternyata lebih
malang nasibnya Muna dibandingkan Al. Tetapi Muna tidak menyadari hal itu.
Bedi terkenal sebagai laki-laki
yang sedikit bicara, diam, tetapi tidak disangka dia diam diam membunuh hati
seorang Al yang malang. “Pembunuh berdarah dingin” itulah sebutan yang pantas
untuk seorang Bedi.
Sedangkan
Muna pernah berkata pada Al bahwa dia tidak akan merebut Bedi dari Al. Al
merasa yakin sekali pada Muna yang berkata sperti itu dengan begitu lembutnya.
Dan justru sebaliknya, Muna malah merebut Bedi dari Al. Sungguh munafiknya
wanita itu, begitu handal tanpa rasa malu dia melakukan hal demikian. Dibalik
itu semua Al hanya bisa sabar dan kuat. Al berpikir bahwa dia tidak sendiri,
dia masih punya Tuhan. Dia hanya berdoa supaya Tuhan menguatkan hatinya.
Muna sudah berhasil menghancurkan
hati Al. Sampai Al habis kesabarannya. Dan dia berkata pada Muna “semoga suatu
hari kamu akan merasakan apa yang aku rasakan sekarang”. Lalu Muna tidak
mengatakan apa pun. Dan pada akhirnya, perkataan Al menjadi kenyataan, Muna
merasakan bagaimana rasanya patah hati. Al mendengar kabar itu, dia hanya bisa
tersenyum.
Mungkin Muna tidak terima
dirinya seperti itu dan memutar balikan fakta kepada semua orang terutama Bedi.
Dia merasa yang tersakiti, terdzalimi, dan tertindas. Padahal dia yg menindas
Al, menyakiti Al, membohongi Al. Sampai-sampai Bedi begitu kesal terhadap Al,
karena Bedi menganggap Al yang jahat terhadap Muna. Bisa dimaklumi, walaupun
Bedi tau Muna salah, tetapi karena dia menyukai Muna, jadi tetaplah dia membela
Muna dan berani bersikap kasar dengan perempuan (Al). “Semua orang rela dan
bisa melakukan apa pun demi Cinta, sekali pun itu hal keji. Sama seperti halnya
Bedi, rela membela yang salah hanya demi cinta.” Begitu bancinya seorang Bedi,
memalukan. Tapi Al yakin, suatu saat nanti Bedi akan menyesal, dan ending tidak
bagus.
Al yang masih mencintai Bedi,
akhirnya muak juga dengan Bedi. Semakin hari Bedi semakin merasa paling hebat,
paling tampan. Merasa dikejar-kejar oleh Al. Al sudah merelakan Bedi dengan
Muna, dia berpikir bahwa mereka sangat amatlah cocok. Sama-sama munafik.
Akhirnya, Al sekarang bahagia
dengan seorang laki-laki yang bernama Pras. Sosok laki-laki yang sangat amat
setia, bertanggung jawab dan menyanginya dengan tulus. Al yakin, bahwa Pras
adalah sebuah jawaban atas doanya kepada Tuhan.
Yang bisa menjaganya dari tim penghancur yaitu Bedi dan Muna, Bedi si
Pembunuh berdarah dingin dan Muna si Munafik yang handal. Al sekarang tidak
lagi menjadi korban mereka, siapakah korban berikutnya? Apakah anda?
Berhati-hatilah…
Lebih
baik kamu bicara sejujurnya daripada munafik yang pada akhirnya akan membunuh
hatimu sendiri.
cerpen By.
Ayu Lestari